BLOG RESMI MITRAKONSULINDO, TIDAK ADA CABANG LAIN DAN TIDAK MEMAKAI MARKETING

Kamis, 17 Juli 2008

Konsultan Bisnis Ritel Modern Jaringan / berdiri sendiri ( supermarket, minimarket, swalayan )

Bisnis ritel di Indonesia saat ini tumbuh sangat pesat seiring dengan bergesernya gaya hidup tradisional ke modern oleh karenanya peluang emas ini dimanfaatkan oleh peritel-peritel yang mempunyai modal besar dan dengan kemampuan managemen Retail modern baik Jaringan maupun sendirian ( stan lone )serta berkemampuan mencari modal asing seperti jaringan minimarket maupun Hipermarket asing yang sudah ada di Indonesia saat ini,. Hal inilah yang mendorong kami membuka Peluang Pasar Dengan mendirikan Lembaga Pendidikan, Pelatihan Managemen Retail Dan Konsultasi Managemen Retail
Pada Prinsipnya Bisnis Retail Terbagi dalam beberapa bagian antara lain ( menurut Peraturan Presiden No.112 Tahun 2007 ) :

1. Pedagang Eceran Tradisional / Traditional Market ( Toko kelontong, warung, pasar tradisional/bedak )

2. Pedagang Eceran Modern / Modern Market :
a. Minimarket, Jaringan Minimarket ( swalayan )
b. Supermareket
c. Hipermarket

3. Pedagang Menengah

4. Pedagang Besar

Lokasi Toko Modern harus mengacu Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota termasuk peraturan Zonasinya. Dalam hal ini pemerintah pusat menyerahkan kewenangan mengenai kewilayahan kepada pemerintah daerah. Kelemahan poin ini adalah sudah jamak bahwa aturan Tata Ruang Wilayah seringkali dilanggar karena berbagai macam kepentingan. Baik itu di Jakarta maupun di daerah. Ada baiknya di poin ini langsung diatur mengenai daerah-daerah mana yang terlarang dimasuki toko modern. Di peraturan ini memang ada poin mengenai jarak antara Hypermarket dengan toko tradisional. Tetapi sepertinya pemerintah tidak mengambil sikap yang tegas, berapa jauh seharusnya jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional. Disini hanya disebutkan bahwa pendirian toko modern wajib memperhatikan jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional yang telah ada sebelumnya.

Batasan Luas lantai Penjualan Toko Modern

  • Minimarket – < 4.00 m2
  • Supermarket 4.00 – 5.000 m2
  • Hypermarket > 5.000 m2
  • Department Store >400 m2
  • Perkulakan >5.000 m2
Persaingan yang sangat kuat dan tarik manarik kepentingan antara Pebisnis dan Pemerintah Daerah serta Pembuat Peraturan dalam hal ini Pemerintah Pusat sangatlah Tercermin dalam Penerapan Peraturan Presiden N0.112 Tahun 2007, Permasalahan sekarang adalah bagaimana jika Sudah terlanjur ada dan terjadi misalnya letak Hipermarket dan pasar Tradisional berdekatan ?, Bagaimana mekanisme penerapan biaya yang dikenakan kepada pemasok adalah biaya yang berhubungan lansung dengan penjualan produk pemasok seperti regular discount, fixed rebate, conditional rebate, promotion discount, promotion budget, distribution cost, listing fee. Mengenai listing fee disini disebutkan pengenaan listing fee yang wajar. Pertanyaannya apa parameter wajar disini? Seberapa kuat pemasok melawan toko modern sehingga mendapatkan listing fee yang wajar? Pertanyaannya Sekarang : APAKAH PASAR TRADISIONAL JUGA BISA MENERAPKAN HAL SERUPA ???

Managemen Retail Modern baik Stand Alone Maupun Jaringan / Enterprises hadir untuk membantu menjawab segala tantangan di era persaingan bebas saat ini. Dengan segala keunggulan yang ada aplikasi system ini akan membantu anda dalam mengambil keputusan. Kami akan membantu meminimal kan Resiko Bisnis Retail dengan Mengaplikasikan Managemen Retail Modern yang Kami Tawarkan kepada Pebisnis Retail maupun yang akan memulai Bisnis Retail.


KUNCI KEBERHASILAN BISNIS RITEL BUKAN SEKEDAR UNTUNG RUGI TETAPI MENGACU KEPADA SYSTEM INFORMASINYA / MIS ( MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM ) DIMANA TERDAPAT INFORMASI PENTING UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA TEPAT DAN CEPAT ( SETIAP SAAT ) ANTARA LAIN :
  1. PEMBELIAN SECARA OUTOMATIS PER TOKO CABANG MAUPUN TOTAL
  2. ALAMAT PER UNIT PRODUK DIDALAM SYSTEM ( rak no, selving no, no urut barang dari kiri ke kanan )  / UNTUK MENGETAUHI STOK IN / OUT DAN STOCK ON HAND SETIAP SAAT YANG DIINGINKAN ( REALTIME ONLINE )
  3. INFORMASI FAST MOVING LOW MOVING BARANG SERTA EXPIRED SETIAP SAAT YANG DIINGINKAN
  4. INFORMASI KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SERTA ANALISA ANALSA RETAIL MANAGEMENT SYSTEM , SETIAP SAAT YANG DIINGINKAN
  5. EFEKTIF STOCK SECARA OTOMATIS SEHINGGA PERSEDIAAN BARANG YANG DIJUAL HANYA BARANG YANG LAKU SAJA ( gross margin return on inventory ) 
DAN MASIH BANYAK INFORMASI-INFORMASI LAINNYA YANG HARUS SECARA CEPAT DAN TEPAT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAGEMANT, BAYANGKAN JIKA INFORMASI-TERSEBUT DIATAS TIDAK DIPUNYAI OLEH SYSTEM RITEL ATAU DIPUNYAI TETAPI CUMA SEBAGIAN,  AKIBATANYA FATAL, :
  1. BARANG HILANG TIDAK TERKONTROL PER HARI / SETIAP SAAT
  2. PERSEDIAAN TIDAK EFEKTIF, BANYAK STOCK MENUMPUK DAN MERUPAKAN BEBAN / COST
  3. KINERJA BISNIS RITEL TIDAK TERUKUR DAN TIDAK ADA STANDART YANG JELAS
  4. LAPORAN KEUANGAN DARI SYSTEM YANG MENYESATKAN
UNTUK ITU JANGAN MUDAH MEMUTUSKAN MEMILIH KONSULTAN BISNIS RITEL, TELITILAH SEBELUM MEMUTUSKAN, APALAGI HANYA SOFTWARE OFFLINE YANG STANDARTNYA TIDAK JELAS,

PENGALAMAN KAMI MENGELOLA TOKO JARINGAN  DI TOP LEVEL MANAGEMENT ( DIREKTUR OPERASIONAL ) PULUHAN TAHUN SUDAH MEMBUKTIKAN DAN MENEMUKAN KESALAHAN KESALAHAN DIATAS DAN KAMI AKAN MEMBAGIKAN PENGALAMAN ITU .

RETAIL IS DETAIL .....

Untuk mengamankan investasi di bidang ritel, untuk meminimalkan resiko di bidang ritel tidak sekedar membeli software ritel yang ada di pasaran dikarenakan :
  • software offline perlu instal dan perlu membayar lisensi resmi dari aplikasi tertentu ( misal windows, MS office, vb, cristal report dll per user ), tinggal menghitung dikalikan berapa user ( software asli lebih kurang 2,5 jt per user / komputer )
  • biaya besar untuk perawatan dan perbaikan ( transportasi ke toko-toko tujuan jika ada pembukaan toko atau perbaikan dan perawatan system ),
  • harus punya staf edp ,
  • programer harus datang jika ada trouble shoot system ( memerlukan biaya pemanggilan Programer )
  • Membayar biaya registrasi Sofware / program ritel /minimarket per user sehingga besar sekali keluar biaya untuk program ( misal untuk program POS / kasir membayar Rp.3 Jt per user /kasir , untuk back office Rp.4 jt per user, untuk Ho Rp. 5 Jt per user dikalikan berapa user )
  • Biaya tambahan untuk devlopment / pengembangan system
  • SOFTWARE RITEL / MINIMARKET / SUPERMARKET DI PASARAN TIDAK KOMPATIBEL DENGAN STANDART RETAIL MANAGEMENT SYSTEM 
  • Konsultan Ritel yang tidak punya program sendiri atau tidak bisa mengembangkan program sendiri karena konsultan ritel tidak mampu mengembangkan program standart Retail Mangement System ( Fakta Dilapangan ) sehingga aplikasi Retail Management Sysytem tidak bisa terimplementasikan didalam ritel yang sedang dibangunnya, HANYA MENITIK BERATKAN PADA PENATAAN INTERIOR DAN EKSTERIOR.??? 
  • rata rata konsultan ritel membangun menyerupai konsep indomaret / alfamart, kalau menurut teori ritel moderen dengan cara apapun membangun dengan cara mereka /konsep seperti 2 toko jaringan nasional  tidak pernah bisa  menyaingi mereka karena jumlah jaringan tokonya serta jumlah pembelian mereka tersentral untuk ribuan toko, Mitrakonsulindo mempunyai konsep yang berbeda untuk mengalahkan mereka, terbukti penjualan toko toko yang dibangun mitrakonsulindo diatas rata-rata 2 toko jaringan nasional tersebut, bahkan penjualannya selalu diatas 50 jt/ hari, bahkan 100jt/hari*( dengan syarat dan ketentuan berlaku sesuai standart mitrakonsulindo)
  •